Dasar-dasar Syariat Islam

 Dasar-dasar Syariat Islam

Dasar-dasar Syariat Islam

Misi kenabian Muhammad5_33.jpg

Arnold Toynbee
Sejarawan Inggeris
Muhammad telah mengabdikan hidupnya untuk merealisasikan misinya untuk menjamin dua perkara ini dalam lingkungan sosial arab, yaitu: kesatuan dalam pemikiran agama dan undang-undang dan aturan dalam hukum. Dan hal itu benar-benar terealisasi berkat aturan Islam yang komprehensif yang merangkum di dalamnya kesatuan dan kekuasaan eksekutif secara bersamaan, sehingga berkat hal tersebut Islam memiliki kekuatan pendorong yang besar yang membawa bangsa arab dari ummat yang bodoh menjadi ummat yang berperadaban

menjauhinya. Demi Allah, beliau tidak pernah dendam untuk dirinya dalam segala hal, kecuali jika batasan-batasan Allah dilanggar maka beliau membalas untuk Allah» (HR.Bukhari).

Diantara bentuk kemudahan dalam syariat Islam adalah sedikitnya jumlah beban agama, dimana mudah bagi seseorang untuk menjalankannya tanpa kesulitan dan kepayahan, karena sesuatu yang memberatkan membuat sulit dan sempit, sementara hal itu ditiadakan. Allah Ta’ala berfirman: {Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan}
[QS. Al Haj:78]

Sebagaimana tujuan dari syariat Islam adalah mengantar manusia kepada kehidupan bahagia di dunia dan akhirat, tidak diberlakukan syariat kecuali sebatas kemampuan yang lumrah bagi manusia. Allah Ta’ala berfirman: {Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. Sesungguhnya telah ada segolongsn manusia sebelum kamu menanyakan hal-hal yang serupa itu (kepada Nabi mereka), kemudian mereka tidak percaya kepadanya}
[QS. Al Maidah:101-102]

Kedua: Mempertimbangkan kemaslahatan manusia

Siapa yang memperhatikan syariat Islam maka ia dapati dengan jelas bahwa tujuannya adalah agar kemaslahatan manusia terealisasi, dimana manusia mendapatkan kebaikan dan terhindar dari keburukan dan kerusakan di dunia dan akhirat, baik dalam skala pribadi maupun masyarakat umum pada setiap waktu dan tempat. Allah Ta’ala berfirman: {Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam}[QS. Al Anbiya:107]

Rahmat agar kemaslahatan tercapai, jika tidak demikian, seandainya rahmat tidak menjadi tujuan, maka nabi tidak disebut sebagai rahmat, dan seluruh beban syariat demi kemaslahatan manusia dalam kehidupan dunia dan akhiratnya, karena Allah Maha Kaya, tidak butuh kepada seluruh hamba-Nya, ketaatan dan kemaksiatan tidak berpengaruh kepada-Nya, syariat seluruhnya adil, maslahat, rahmat dan bijak. Setiap perkara yang keluar dari adil kepada zalim, dari rahmat kepada lawannya, dari maslahat kepada kerusakan dan dari bijak kepada sia-sia maka ia bukan bagian dari syariat Islam

Ketiga: Merealisasikan seluruh bentuk keadilan

Terdapat banyak teks syariat yang menunjukan pemantapan sifat adil sebagai metode umum, dimana kita dapati banyak teks syariat yang mengajak untuk menegakkan keadilan dan melarang kezaliman, walaupun terhadap lawan. Allah Ta’ala berfirman: {Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan} [QS. Al Maidah:8]

Keempat: Komprehensip dan sempurna.

Perkara penting yang menunjukan kebenaran suatu agama atau keyakinan adalah memiliki karakter sempurna dan komprehensip. Allah Ta’ala berfirman: {Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al Qur’an} [QS. Al An’am:38]

Dan firman-Nya: {Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri} [QS. An Nahl:89]

Sifat komprehensip ini tampak nyata dalam perkara akidah, ibadah, akhlak, undang-undang, peraturan, hukum, bahkan dalam seluruh lini kehidupan

Akidah yang kokoh

5_34.JPG

George Sarton
Dosen di beberapa universitas Washington dan Harvard
Tidak satupun dari rukun Islam yang lima membuat non muslim lari darinya, kendati kewajiban-kewajiban ini sederhana dan jumlahnya sedikit namun ia tidak butuh ditambahkan suatu revisi padanya untuk mengokohkan akidah Islam pada diri setiap muslim. Sungguh nilai-nilai praktis dari akidah Islam memiliki petunjuk sendiri karena kekuatan, kekokohan dan penyebarannya

Agama yang pertama

5_35.jpg

Will Durant
Penulis asal Amerika
Prinsip-prinsip akhlak, syariat dan hukum umat Islam seluruhnya tegak di atas pondasi agama, Islam adalah agama yang paling sederhana dan jelas, pondasinya adalah persaksian bahwa tidak ada sembahan yang hak kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

Islam.. adalah keamanan dan keselamatan

5_36.bmp

Nasim Sausah
Penulis asal Iraq Yahudi
Orang-orang Yahudi mendapatkan keamanan dan keadilan di bawah pemerintahan Islam, dengannya mereka dapat terlindung dari penindasan dan kezaliman, beabad-abad lamanya mereka berada dalam kesejahteraan dan kekayaan

Kelima: Seimbang, sederhana dan pertengahan.

Agama Islam adalah agama seimbang, sederhana dan pertengahan {Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil} [QS. Al Baqarah:143]

Seluruh aturan dan syariatnya ditetapkan berdasarkan timbangan yang sangat teliti {Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan)} [QS. Ar Rahman:7]

Dan Allah perintahkan orang-orang Islam untuk bersikap seimbang dalam segala sesuatu, diantaranya firman Allah Ta’ala: {Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian} [QS. Al Furqan:67]

Dan Nabi -shallallahu alahi wa sallam- melarang sikap ekstrim, beliau bersabda: “Jauhilah sikap ekstrim dalam agama, karena sikap ekstrim telah membinasakan umat terdahulu”. Beliau perintahkan sikap seimbang dan menunaikan hak kepada setiap pemilik hak, beliau bersabda: “Sungguh Tuhanmu memiliki hak terhadap dirimu dan keluargamu memiliki hak terhadap dirimu, maka berikanlah hak bagi setiap pemilik hak”




Tags: