Dalil-dalil tentang Uluhiyah Allah ‘Azza wa Jalla

 Dalil-dalil tentang Uluhiyah Allah ‘Azza wa Jalla

Dalil-dalil tentang Uluhiyah Allah ‘Azza wa Jalla

Jika akal sehat dan fitrah telah mengakui bahwa alam semesta ini memiliki Tuhan dan makhluk memiliki pencipta sehingga seluruh makhluk sepakat terhadap Ketuhanan-Nya dan tunduk kepada Rububiyahnya, maka sepantasnya mereka memproklamirkan Uluhiyah-Nya, bukti-bukti hal itu nyata dan jelas, diantaranya:

1. Mana mungkin alam semesta ini memiliki dua Tuhan?!

Akal pasti mengakui keberadaan sembahan (Tuhan) yang esa, kalau tidak demikian, jika seandainya ada dua sembahan akan muncul pertanyaan: bagaimana jika keduanya berselisih, dan masing-masing ingin menjalankan keinginannya?!! Yang satu ingin suatu perkara dan yang lain menginginkan hal lain yang bertentangan?! Pasti akan saling mengalahkan, dan salah satunya akan kalah, maka apakah yang kalah pantas jadi sembahan?! Sehingga tinggal satu sembahan saja, Allah Ta’ala berfirman: {Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu, Yang mengetahui semua yang ghaib dan semua yang nampak, maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan}[QS. Al Mukminun:91-92]

Tiada sembahan hak kecuali Allah

Perjanjian lama (Taurat)
“Demikianlah Tuhan berfirman, Raja Israil, Tuhannya pasukan: Aku yang Pertama dan Aku yang Terakhir, tidak ada sembahan selainKu”. Kitab Yesaya (6:44)

Keesaan Allah

1_17.jpg

herschel

Filosofi dan astronom Inggris
Semakin luas cakupan ilmu pengetahuan maka akan terbukti dan semakin banyak bukti-bukti keberadaan hikmah dari Pencipta yang Maha Kuasa secara mutlak, dan ilmuwan geologi, sains dan matematika -dengan usaha dan penelitiannya- menyiapkan segala kebutuhan untuk membangun kuil ilmu pengetahuan untuk meninggikan kalimat Sang Pencipta

Sangat naif jika ada orang yang menyembah sesuatu yang lemah, tidak memiliki daya dan upaya, tidak menguasai langit dan bumi, tidak mampu menciptakan sesuatupun, tidak dapat melindungi dirinya dari bahaya dan memberi manfaat -apalagi terhadap orang lain-, tidak pula mampu mematikan, menghidupkan dan membangkitkan!! Allah Ta’ala berfirman: {Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, (1) yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan- tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan} [QS. Al Furqan:1-3].

Karena, jika kenyataan sebagaimana yang diucapkan oleh orang-orang musyrik bahwa ada sembahan-sembahan lain selain Allah, yang disembah agar mendekatkan kepada-Nya dan memberi syafaat di sisi-Nya maka tentu sembahan-sembahan itu akan menyembah-Nya dan mendekatkan diri kepada-Nya serta menempuh jalan untuk dekat kepada-Nya, Allah Ta’ala berfirman: {Katakanlah: “Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ‘Arsy”. Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya} [QS. Al Isra:42-43]

Dia adalah Allah yang Maha Esa, Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.

Mereka yang disembah itu tidak memiliki sesuatu dan tidak mampu memiliki; Allah Ta’ala berfirman: {Katakanlah: “Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya. Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu} [QS. Saba’:22-23].

Yakni: katakanlah kepada orang-orang yang mensekutukan Allah dengan makhluk yang tidak dapat memberi manfaat atau bahaya, dengan mendesak mereka akan ketidak mampuannya, dengan menjelaskan kepada mereka ketidak benaran beribadah kepadanya: mintalah kepada siapa yang kalian klaim sebagai sekutu bagi Allah -jika itu berguna-, sementara telah terdapat berbagai penyebab kelemahan dan sama sekali tidak mampu mengabulkan permintaan, karena mereka tidak memiliki kekuasaan sedikit pun, tidak memiliki seberat biji sawi pun di langit maupun di bumi, sembahan-sembahan yang kalian klaim itu tidak memiliki serikat di langit dan di bumi, mereka tidak memiliki kekuasan dan tidak juga kekuasaan bersama. Tinggal dikatakan: bisa jadi mereka adalah pembantu-pembantu raja atau menteri-menterinya, maka permintaan mereka bisa jadi berguna, karena raja itu butuh kepada mereka sehingga mereka memenuhi kebutuhan orang yang bergantung padanya, namun Allah menafikan hal ini dengan firman-Nya: {Tidak ada bagi-Nya}Yakni bagi Allah Ta’ala yang Maha esa lagi Maha kuasa {Dari mereka}Yakni dari sembahan-sembahan itu {Pembantu} Yakni: penolong dan menteri yang membantu-Nya mengatur kerajaan-Nya.

1. Dengan memperhatikan alam semesta dan pergerakannya yang teratur rapih dan teliti yang begitu menakjubkan adalah bukti nyata bahwa semua itu atas pengaturan Sang sembahan yang Esa, Maha tahu dan Maha kuasa, Dia berfirman: {Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha pemurah lagi Maha penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan} [QS. Al Baqarah:163-164].

Bukankan tatanan teliti dan teratur ini yang terus berjalan sepanjang kehidupan, tidak pernah kacau dan berhenti walau satu detik yang dapat menyebabkan alam semesta hancur, tidak ada yang mampu melakukannya kecuali Allah, bukankah Pencipta ciptaan yang menakjubkan ini dan mengaturnya hanya satu, tidak ada lawan dan sekutu bagi-Nya?! Bukankah ini menunjukkan dengan jelas bagi orang yang berakal bahwa mustahil terdapat dua Tuhan?!

Allah Ta’ala berfirman: {Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan}
[QS. Al Anbiya:22].

Tujuan tertinggi

1_18.jpg
plato
Filosof Yunani
Alam semesta ini tampak seperti sekarang ini tidak terjadi kebetulan, namun setiap bagiannya menuju ke arah satu tujuan, dan tujuan itu juga mengarah ke tujuan yang lebih tinggi darinya, demikianlah hingga sampai ke tujuan akhir yang esa.

Yakni: sekiranya di langit dan bumi ada Tuhan-Tuhan yang disembah selain Allah niscaya keduanya akan rusak binasa dan seluruh makhluk yang berada di dalamnya turut binasa, namun alam semesta -sebagaimana disaksikan- berada dalam keutuhan dan keteraturan yang sempurna, tidak terdapat kekurangan dan cacat padanya, tidak juga kesimpang siuran dan saling berlawanan, ini menunjukkan bahwa yang mengaturnya hanya satu, Tuhannya hanya satu dan Sembahannya hanya satu, sekiranya ia memiliki dua pengatur dan dua Tuhan atau lebih niscaya aturannya akan rusak, pilar-pilarnya akan runtuh, keduanya akan saling menolak dan bertentangan, jika yang satu ingin mengaturnya yang lain tidak menginginkannya, maka mustahil kehendak keduanya berjalan bersamaan, dan berlakunya kehendak salah satunya dan yang lain tidak menunjukkan kelemahannya dan ketidak mampuannya, juga mustahil keduanya terus sepakat dalam segala hal, jika demikian yang Maha Kuasa yang menjalankan hanya kehendak-Nya tanpa ada yang melarang atau menolak adalah Allah yang Maha Esa lagi Maha Kuasa.

Seluruh Nabi dan Rasul, dari Adam, kemudian Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad -yang mana mereka terjaga, memiliki akal cemerlang, ucapan jujur, amanah dalam menyampaikan agama, dewasa dan benar- sepakat mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla dan bahwasanya tidak ada sembahan yang hak kecuali Allah, Dia berfirman: {Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku} [QS. Al Anbiya:25].

Dan Dia yang Maha Mulia juga berfirman tentang nabi Nuh -’alaihissalam-: {Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya”. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)} [QS. Al A’raf:59].

Dan juga firman-Nya tentang nabi Isa -’alaihissalam: {Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun}[QS. Al Maidah:72].

Tuhan Esa

1_19.jpg

Perjanjian lama
(Taurat)
Tuhan adalah sembahan, tidak ada sembahan selain-Nya (Tastniyah 35:4) Aku adalah Tuhan, tidak ada Tuhan lain, tidak ada sembahan lain selain-Ku (Yesaya 5:45)

Dan Allah Ta’ala memerintahkan nabi Muhammad untuk mengucapkan kepada kaumnya: {Katakanlah: {Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: “Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa. maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)}[QS. Al Anbiya:108].

Maka sangatlah patut bagi orang yang memiliki akal cemerlang untuk mengikuti nabi-nabi mereka dan mentauhidkan Allah Ta’ala serta beriman kepada-Nya sebagai Tuhan dan Sembahan; agar mereka mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, Allah Ta’ala berfirman: {Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan} [QS. An Nahl:97].

Sembahan hanya satu

Tuhan adalah sembahanmu, engkau sujud dan ibadah hanya kepada-Nya semata (Matta 10:4, Luqa 4:8) Inilah kehidupan abadi, yaitu dengan mereka mengenal-Mu, Engkaulah satu-satunya sembahan yang sebenarnya, dan Yesus al Masih adalah seorang yang Engkau utus (yohanes 3:17) Perjanjian Baru (Injil)

Petunjuk Kebahagiaan

1_20.jpg

Cat Stevens
Vokalis Inggris
Sebelumnya aku tidak kenal kebahagiaan, dan sejak aku membaca Al Qur’an aku bertanya-tanya dengan heran: mengapa manusia berjalan tidak di atas petunjuk di dunia ini, padahal petunjuk ada di hadapannya dan cahaya tepat di depannya?!

Amal shaleh yang dibarengi dengan iman balasannya adalah kehidupan bahagia di muka bumi, tidak harus enak, banyak dan kaya harta, bisa jadi begitu dan bisa juga kehidupan bahagia tercapai walaupun tidak dengan harta dan kekayaan; dalam kehidupan terdapat banyak hal selain harta yang dapat membuat kehidupan bahagia, berinteraksi dengan Allah, beriman dengan-Nya, merasa tenang dengan perawatan- Nya, Ia menutup aib dan mendapatkan keridhaan- Nya, juga terdapat kesehatan, ketenangan, ridha, berkah, menetap di rumah, kesenangan hati, rasa bahagia dengan amal shaleh dan dampaknya terhadap hati nurani dan kehidupan, jadi harta hanyalah salah satu diantara unsur perhiasan kehidupan. {Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan} [QS. Al Kahfi:46].

Ketika hati terhubung dengan sesuatu yang lebih besar, bersih dan kekal di sisi Allah maka akan memberikan kenikmatan tersendiri dalam kehidupan dan arti spesifik bagi kebahagiaan.

Jika manusia tetap enggan maka itu berarti ia telah rela mendapatkan beragam kesengsaraan bagi dirinya dan penderitaan yang tidak berujung, ia terjungkal dalam kesedihan dan keresahan yang memilukan hati dan membawa bencana baginya sehingga menjadi hilang dan sesat. Allah Ta’ala berfirman: {Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman} [QS. Al An’am:125].

Siapa yang mentauhidkan Allah semata tanpa menyekutukan-Nya baginya kelapangan dada, keleluasaan dan ketenangan dan siapa yang Ia sesatkan maka hatinya dijadikan sempit, sesak, resah dan gundah -dan hanya kepada Allah tempat berlindung-, ini adalah perumpamaan orang yang beriman dan bertauhid dan orang yang syirik dan sesat. Allah Ta’ala juga memberikan perumpamaan lain, Ia berfirman: {Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui} [QS. Az Zumar:29].

Orang yang melakukan kesyirikan seperti seorang budak milik sejumlah orang yang memiliki prilaku kejam dan kasar; mereka memperebutkannya, yang satu mengatakan kepadanya: “Kemarilah” dan orang kedua mengatakan: “Duduklah” serta yang ketiga mengatakan: “Berdirilah”; sehingga ia menjadi bingung, jasmaninya lelah demikian juga jiwanya tidak tenang, sedang orang yang bertauhid perumpamaannya seperti seorang budak yang hanya dimiliki oleh seorang saja, perintah dan larangannya cuma satu, maka apakah sama antara kedua orang tersebut?! Segala puji-pujian yang indah bagi Allah dan rasa syukur yang agung bagi-Nya sebagai Tuhan yang esa dan Sembahan yang esa, tidak ada Sembahan dan Tuhan lain yang hak kecuali Dia. Orang yang tidak memiliki pengetahuan akan hidup sengsara batin dan dampaknya berupa resah, gundah, susah, bingung, guncang dan bunuh diri.

Bunuh diri dan Agama

1_21.jpg
Dua orang peneliti dari WHO, DR. Jose Manoel dan Alexandra Fleischmann menyebutkan hubungan antara bunuh diri dan agama, dan hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: dalam penelitiannya yang merujuk kepada referensi PBB- A global perspective in theepidemiology of suicide (sebuah perspektif umum dalam penyebaran wabah bunuh diri)

1_22.jpg

Wahai Tuhanku2_1.jpg

Paul Borden
Dosen ilmu falak universitas Cambridge
Ketika aku memandang sebagian gambar ruang angkasa modern, reaksi pertamaku adalah aku berseru: “Wahai Tuhanku! Sungguh usaha ini telah membuahkan hasil dengan utuh! Sungguh ia adalah suatu yang menakjubkan!!


Tags: