Agama apa yang kita butuhkan?!

 Agama apa yang kita butuhkan?!

Agama apa yang kita butuhkan?!

Agama apa yang sesuai dengan standar agama benar?!

Namun, Allah hanya satu

3_24.jpg

Para peniliti lelah menghitung jumlah Tuhan-tuhan dalam agama-agama buatan manusia, Tuhan orang-orang Mesir kuno lebih dari 800 Tuhan, Tuhan orang-orang Hindu lebih dari 10.000 Tuhan, dan kesyirikan seperti ini juga terdapat pada bangsa Yunani, Budha dan selainnya

Menurut sumbernya, Agama dapat dibagi dua golongan:

Agama hasil prakarsa manusia, tidak diturunkan dari langit, ditetapkan dan dikembangkan oleh manusia, seperti Budha, Hindu, Majusi, penyembah berhala, mereka semua sangat jauh dari agama benar, agama mereka terbentuk berdasarkan keinginannya: {Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?} [QS. Al Jatsiyah:23].

Ia bukan agama dari Tuhan, namun ia buatan manusia, oleh karena itu agama itu penuh dengan mitos, perdukunan, berkasta dan kontradiktif. Allah Ta’ala berfirman: {Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya} [QS. An Nisa:82].

Agama samawi yang berasal dari Allah, seperti Yahudi, Kristen dan Islam. Sang Pencipta telah membuat syariat bagi pemeluk agama-agama ini dan Dia ridha agama itu baginya. Allah Ta’ala berfirman: {Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)} [QS. Asy Syura:13].

Dan tidak diragukan bahwa agama-agama buatan manusia terjabar dari buah pikiran dan olahan manusia, ia terbentuk sesuai dengan keinginan pembuatnya, namun dalam waktu singkat tersingkap bagi manusia bahwa ia tidak cocok, sehingga mereka berusaha merenovasinya, lalu mereka terus kebingungan dan sesat. Ada beberapa karakter agama buatan manusia, di antaranya:

Kesyirikan: setiap hari mereka membuat Tuhan baru, Tuhannya adalah buatan mereka sendiri, mereka tidak sadari atau pikirkan bahwa mustahil ada Tuhan-Tuhan lain selain Allah, karena akan saling beradu. Allah Ta’ala berfirman: {Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu, Yang mengetahui semua yang ghaib dan semua yang nampak, maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan} [QS. Al Mukminun:91-92].

Berkasta: Agama-agama buatan manusia memiliki kasta-kasta, dimana pencetusnya mengkhususkan kelebihan-kelebihan hanya untuk pribadi dan golongannya serta orang-orang yang diinginkannya saja, agar mereka dapat meraih keinginanya dan menjauhkan orang lain. Allah Ta’ala berfirman: {Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal}
[QS. Al Hujurat:13].

Dan Allah Ta’ala melarang meremehkan dan mengejek orang lain {janganlah sekumpulan orang merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka} [QS. Al Hujurat:11].

Oleh karena itu, di sisi Allah, tidak ada perbedaan antara kulit putih dan kulit hitam, antara keturunan satu dan keturunan lain, antara suku satu dan suku lain, sementara kebanyakan agama-agama buatan manusia terdiri dari kasta-kasta.

Menyelisihi fitrah: dimana agama buatan manusia bertentangan dengan fitrah, membebani manusia sesuatu yang di luar kemampuannya, berbanding balik dan menyelisihi tabiat manusia dan akal sehat, pemeluknya semakin menjauh dari jalan yang lurus dan menggantinya. Allah Ta’ala berfirman: {Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui}[QS. Ar Rum:30].

Mitos: yaitu keyakinan atau ide yang bersumber dari khayalan-khayalan belaka tanpa ada sebab yang rasional atau logis atau ilmiah. Agama-agama buatan manusia mengandung mitos yang tidak memiliki dasar dan bukti, mitos tidak dibangun kecuali di atas mitos. Maha Benar Allah Yang berfirman: {“Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar”} [QS. An Naml:64].

Kontradiktif: ia adalah agama yang penuh dengan hal-hal kontradiktif, setiap kelompok memiliki paham yang bertentangan dengan kelompok lain yang terus dikembangkan. Maha Benar Allah Yang berfirman: {Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya} [QS. An Nisa:82].

Adapun agama-agama samawi, ia adalah nikmat dari Allah yang Ia berikan kepada manusia agar membimbingnya dan menerangi jalannya, menjadi argumen atasnya, menyelamatkan mereka dari sesatnya mitos dan kesyirikan serta penyimpangan dari fitrah dan akal sehat. Juga Allah mengaruniai manusia dengan diutusnya para Rasul yang menyampaikan firman-firman dan syariat-Nya: {(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana} [QS. An Nisa:165].

Tingkatan zalim

Pembagian kasta menurut agama Hindu adalah: kasta putih (Brahmana) yang terdiri dari pemuka agama, kasta merah (Ksatria) yang terdiri dari prajurit dan bangsawan, kasta kuning (Waisya) yang terdiri dari petani dan pedagang, kasta hitam (Sudra) yang terdiri dari pengrajin tangan, dan kasta kelima atau yang dikenal dengan tingkat rakyat jelata terdiri dari orang-orang yang memiliki pekerjaan rendah. Kasta tertinggi memperbudak kasta terendah dan kasta rendah melayani kasta yang lebih tinggi

Kontradiktif dalam agama Budha

Orang-orang Budha menyangkal adanya Tuhan sementara sebagian mereka mengakui bahwa Budha adalah anak Allah, mereka mengingkari roh (jiwa) namun mereka meyakini reinkarnasi


Tags: