4. Nabi Isa bin Maryam -alahis salam-

4. Nabi Isa bin Maryam -alahis salam-

4. Nabi Isa bin Maryam -alahis salam-

Ayah dari Maryam bernama Imran, seorang ahli ibadah di kalangan Bani Israil, ia berasal dari keturunan Nabi Daud, dari keluarga yang bersih dan suci. Ibunya -ibu Maryam- awalnya tidak pernah hamil, lalu ia berkeinginan memiliki seorang anak. Maka ia bernazar kepada Allah jika ia hamil maka ia akan menjadikan anaknya sebagia seorang ahli ibadah yang berkhidmat di Baitul maqdis {(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk”}
[QS. Ali Imran:35-36]

Dan Allah menerima nazarnya {Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan menumbuhkannya sehingga tumbuh yang baik} [QS. Ali Imran:37]

Tumbuh dengan bentuk tubuh yang indah dan enak dipandang, mendidiknya mengikuti jalan orang-orang bahagia dan saleh, oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman: {Dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya}[QS. Ali Imran:37]

Allah memberinya karunia berupa pendidik dari kalangan nabi. Disebutkan bahwa ia adalah suami bibinya atau suami saudarinya Setiap{Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tiada terhingga} [QS. Ali Imran:37]

Sebagai bentuk karomah dan pertolongan dari Allah baginya, Allah memuliakannya, memilihnya, mensucikannya dan menyempurnakannya serta memerintahnya untuk beribadah {Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’} [QS. Ali Imran:42-43]

Kemudian, ketika Allah menghendaki Isa -alahis salam- lahir, Maryam menyendiri dari keluarganya {Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna} [QS. Maryam:16-17]

Maryam khawatir dan menyangka ia berniat jahat kepadanya {Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. Ia (jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”} [QS. Maryam:18-19]

Maryam, wanita perawan, merasa heran {Maryam berkata: “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!”}
[QS. Maryam:20]

Maka malaikat Jibril mengabarkannya bahwa ini adalah keputusan Allah dan Ia akan menjadikannya sebagai tanda kebesaran-Nya, dan itu sangat mudah bagi-Nya {Jibril berkata: “Demikianlah”. Tuhanmu berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan”}[QS. Maryam:21]

Maka apa yang Allah kehendaki berupa berupa keajaiban yang menjadi tanda kebesaran-Nya terwujud dengan lahirnya Isa -alahis salam- dari seorang ibu yang suci, yang tidak pernah melakukan perbuatan zina atau perbuatan keji, dan tanpa ayah -sebagai bentuk kasih sayang Allah dan ketetapan-Nya. Kelahirannya menjadi suatu mukjizat dan tanda kebesaran Allah, kondisinya serupa dengan nabi Adam yang tidak memiliki Ayah {Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. (Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu} [QS. Ali Imran:59-60]

Ketika ia hamil, ia menjauh dari kaumnya {Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh} [QS. Maryam:22]

Dan kelahiran pun datang {Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”} [QS. Maryam:23]

Di sini terjadi sebuah mukjizat lain pada nabi Isa -alaihis salam- {Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan,minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”} [QS. Maryam:24-26]

Ketika ia kembali ke kaumnya, ia yang suci mendapatkan sambutan pahit {Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”} [QS. Maryam:27-28]

Beliau tidak menanggapinya, tapi {Maka Maryam menunjuk kepada anaknya}
[QS. Maryam:29]

Mereka menghardiknya dan berkata: {“Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?”} [QS. Maryam:29]

{Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”}
[QS. Maryam:30-33]

Namun sekelompok orang dari kaum Yahudi tidak percaya dan menuduh sang wanita suci itu dengan kebohongan besar {Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina)}
[QS. An Nisa:156]

Mereka menuduh sang wanita suci itu berzina, maka Allah membersihkannya dari tuduhan itu dan berfirman tentangnya: {Dan ibunya seorang yang sangat benar}[QS. Al Maidah:75]

Ia beriman kepada kenabian dan kerasulan Isa -alahis salam- dan membenarkannya.

Dan Allah memberi karunia-Nya kepada hamba dan rasul-Nya, Isa dan ibunya: {(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil}[QS. Al Maidah:110]

Dan Ia menguatkannya dengan sejumlah mukjizat {Dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: “Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata”. Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”. Mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)”}
[QS. Al Maidah:110-111]

Para nabi adalah manusia terbaik

Beberapa penyimpangan terhadap nabi dan rasul Allah, diantaranya menyebutkan bahwa mereka mabuk atau melakukan perzinahan atau memerintahkan untuk membunuh manusia... semua itu adalah penyimpangan yang tidak layak bagi orang-orang yang memiliki akhlak, apalagi mereka adalah manusia-manusia terbaik... mereka adalah nabi-nabi Allah, diantaranya apa yang disebutkan dalam kitab taurat tentang nabi Daud (Samuel 2, 11/2-26), tentang nabi Yusa’ bin Nun (Yasyu’, 6/24), tentang nabi Musa (Nomor, 31/14-18) dan lain-lain yang tidak pantas bagi seorang nabi

Kemudian orang-orang hawari (pengikut setia nabi Isa) meminta kepadanya untuk berdoa kepada Allah agar Ia menurunkan hidangan dari langit untuknya, Allah Ta’ala berfirman

{(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: “Hai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?”} [QS. Al Maidah:112]

Maka beliau khawatir jika mereka tidak mensyukurinya: {Isa menjawab: “Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman”. Mereka berkata: “Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu”}[QS. Al Maidah:112-113]

Kemudian ia berdoa kepada Tuhannya: {Isa putera Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama”. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia”}[QS. Al Maidah:114-115]

Dan sebagian orang yang diberikan hidangan itu melakukan kekafiran Adapun orang-orang Yahudi dari kalangan Bani Israil yang mendustakan nabi Isa, mereka tetap dalam kekufuran dan kedustaannya serta melakukan makar kepada nabi Isa {Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya}[QS. Ali Imran:54]

Allah mengabarkannya tentang tipu daya mereka dan bagaimana Allah menyelamatkannya darinya: {(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya”} [QS. Ali Imran:55]

Ketika mereka terus menerus mengingkari janji, melakukan kekufuran dan berusaha membunuh para nabi Allah serta menuduh wanita suci, Maryam, dengan tuduhan yang tidak-tidak, Allah berfirman: {Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: “Hati kami tertutup”. Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka. Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”}[QS. An Nisa:155-157]

Namun Allah menyelamatkannya: {padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya} [QS. An Nisa:157]

Mereka hanya membunuh orang yang mirip dengannya: {tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana} [QS. An Nisa:157-158]

Allah menyelamatkan hamba dan rasul-Nya, Isa -alahis salam- dan mengangkatnya kepada-Nya {Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di}{hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka} [QS. An Nisa:159]

Jadi, inilah kisah Isa bin Maryam yang sesungguhnya. {Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia}[QS. Maryam:34-35]

Allah menjelaskan bahwa tidak pantas bagi-Nya memiliki seorang anak, karena Dia adalah Pencipta segala sesuatu dan Pemiliknya, segala sesuatu butuh kepada-Nya, tunduk dan hina di hadapan-Nya, dan segala apa yang terdapat di langit dan di bumi adalah hamba-Nya, Dia lah Tuhannya, tiada sembahan yang patut disembah selain-Nya dan tidak ada Tuhan selainnya.

Nabi Isa menegaskan dalam Injil bahwa Tuhan Esa

Salah seorang dari penulis datang kepadanya yang ia telah dengarkan mereka saling berdebat, dan ia memandang bahwa ia telah menanggapinya dengan baik, maka ia bertanya kepadanya: “Apakah wasiat yang terbaik”, maka Yasu’ menjawab: “Wasiat yang terbaik adalah: dengarkanlah wahai Israil, Tuhan adalah sembahan kita, Tuhan yang Esa, maka cintailah Tuhan sebagai sembahanmu dengan sepenuh hati, seluruh jiwamu, seluruh pikiranmu dan seluruh kekuatanmu, inilah wasiat terbaik” (Markus, 12/28-35)

Nabi Isa dalam Islam

Frederic Marc
Uskup agung Johannesburg
Ketika aku mempelajari Islam, aku dapati gambaran berbeda tentang Isa al Masih yang menimbulkan pengaruh kuat dalam diriku

Kitab Injil mengingkari salib dan menyebutkan kenaikan Isa ke langit

- Mereka mengambil batu untuk melemparnya, adapun Yasu’, ia bersembunyi dan keluar dari bait salomo melewati mereka dan pergi begitu saja (Yuhanna, 8:59) - Mereka juga meminta untuk menangkapnya, namun ia lepas dari tangannya (Yuhanna, 10:93) - Dan ini terjadi agar sempurna apa yang ada dalam al kitab: tidak akan patah tulangnya (Yuhanna, 36:19) - Yasu’ ini adalah yang terangkat ke langit (kisah para rasul, 1:11)


Tags: